Profil Desa Noyontaansari
Ketahui informasi secara rinci Desa Noyontaansari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Kelurahan Noyontaansari, Pekalongan Timur. Jelajahi dinamika kehidupan di kawasan permukiman padat, geliat UMKM lokal, serta perjuangan dan adaptasi masyarakat dalam menghadapi tantangan banjir di bantaran Sungai Loji.
-
Komunitas Bantaran Sungai yang Resilien
Kehidupan masyarakatnya sangat dipengaruhi oleh dinamika Sungai Loji, menempa mereka menjadi komunitas yang tangguh dan memiliki tingkat adaptasi serta solidaritas yang tinggi dalam menghadapi bencana banjir.
-
Kawasan Permukiman Padat dan Dinamis
Salah satu kelurahan terpadat di Pekalongan Timur, dengan denyut kehidupan yang didominasi oleh aktivitas permukiman dan geliat UMKM skala rumahan di sektor konfeksi dan kuliner.
-
Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Lingkungan
Arah pembangunan wilayah ini sangat terkonsentrasi pada upaya-upaya mitigasi banjir, perbaikan sistem drainase, pavingisasi jalan lingkungan, dan peningkatan kualitas sanitasi untuk mengatasi tantangan kepadatan penduduk.

Terletak di sepanjang lekuk urat nadi air Kota Pekalongan, Sungai Loji (Kali Banger), Kelurahan Noyontaansari di Kecamatan Pekalongan Timur menyajikan potret otentik kehidupan masyarakat urban pesisir. Wilayah ini bukanlah pusat pariwisata atau industri megah, melainkan sebuah kawasan permukiman padat yang denyut kehidupannya mengalir seirama dengan pasang surut sungai yang membatasinya. Noyontaansari adalah representasi dari sebuah komunitas yang tangguh, di mana geliat ekonomi kerakyatan dan jalinan sosial yang erat menjadi fondasi dalam menghadapi tantangan lingkungan yang nyata.
Sebagai salah satu kelurahan yang berada di jantung kota, Noyontaansari memiliki dinamika sosial yang tinggi. Perjuangan melawan genangan air dan upaya menata lingkungan permukiman menjadi agenda utama yang berjalan beriringan dengan aktivitas ekonomi warganya. Kisah Noyontaansari adalah tentang resiliensi, semangat gotong royong dan upaya tanpa henti untuk menciptakan ruang hidup yang lebih baik di tengah keterbatasan dan tantangan alam.
Geografi dan Tantangan Hidrologis
Nama "Noyontaansari" memiliki nuansa historis yang unik, namun karakternya saat ini lebih banyak dibentuk oleh kondisi geografisnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekalongan, Kelurahan Noyontaansari memiliki luas wilayah sekitar 0,32 kilometer persegi, menjadikannya salah satu kelurahan terkecil namun terpadat di Kecamatan Pekalongan Timur. Pada tahun 2022, jumlah penduduknya tercatat sebanyak 5.923 jiwa, yang berarti tingkat kepadatannya mencapai lebih dari 18.500 jiwa per kilometer persegi.
Tantangan terbesar dan paling mendefinisikan bagi Noyontaansari adalah lokasinya yang berada persis di bantaran Sungai Loji. Sungai ini, yang menjadi jalur utama pembuangan air dari sebagian besar wilayah kota ke laut, sangat rentan meluap saat curah hujan tinggi di hulu bertemu dengan pasang air laut (rob) di muara. Akibatnya, sebagian wilayah Noyontaansari, terutama yang berada di dataran lebih rendah dan dekat dengan bibir sungai, menjadi langganan genangan air.
Masalah hidrologis ini menjadi perhatian utama pemerintah dan warga. Proyek normalisasi sungai, pembangunan dan perbaikan talud atau tanggul penahan, serta peningkatan sistem drainase lingkungan menjadi agenda prioritas yang terus diusulkan dan diperjuangkan dalam setiap Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). "Bagi kami, masalah utama ya air. Kalau sungai meluap, aktivitas warga terganggu. Makanya, perbaikan talud dan pengerukan sungai itu harapan kami semua," ungkap seorang tokoh masyarakat setempat.
Geliat Ekonomi di Tengah Permukiman Padat
Di tengah tantangan yang ada, roda perekonomian di Kelurahan Noyontaansari terus berputar, digerakkan oleh semangat wirausaha warganya. Sektor ekonomi di sini didominasi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berbasis di lingkungan permukiman. Keterbatasan lahan tidak menyurutkan kreativitas warga untuk menciptakan peluang ekonomi.
Berbagai jenis usaha dapat ditemui di sini, di antaranya:
- Industri RumahanBanyak warga yang menjalankan usaha konfeksi skala kecil, seperti menerima jahitan (maklun) dari para juragan batik atau garmen. Selain itu, usaha produksi makanan ringan, kue basah, dan katering juga menjadi andalan, terutama bagi kaum ibu.
- Perdagangan dan JasaToko-toko kelontong yang menyediakan kebutuhan sehari-hari tersebar di setiap sudut. Usaha jasa seperti pangkas rambut, bengkel motor skala kecil, dan jasa cuci (laundry) juga tumbuh subur untuk melayani kebutuhan komunitasnya yang padat.
- Pekerja Sektor Formal dan InformalBanyak pula warga yang bekerja di luar kelurahan, baik sebagai karyawan di berbagai perusahaan di pusat kota maupun sebagai pekerja di sektor informal seperti pedagang di pasar atau buruh di sentra-sentra industri terdekat.
Lurah Noyontaansari menjelaskan bahwa pemberdayaan UMKM menjadi salah satu fokus utama. "Kami terus mendorong dan mendata potensi UMKM warga untuk bisa dihubungkan dengan program-program bantuan atau pelatihan dari dinas terkait. Semangat wirausaha warga di sini sangat tinggi, ini adalah modal utama kami," tuturnya.
Kehidupan Sosial dan Solidaritas Komunitas
Kepadatan penduduk yang tinggi di Noyontaansari justru melahirkan ikatan sosial yang kuat dan solidaritas yang erat. Interaksi antarwarga yang intensif setiap hari membuat mereka saling mengenal dan peduli satu sama lain. Semangat gotong royong, yang dalam budaya Jawa dikenal sebagai guyub, menjadi perekat sosial yang paling ampuh.
Solidaritas ini terlihat paling nyata saat menghadapi musibah, terutama banjir. Warga secara spontan akan saling membantu mengevakuasi barang, berbagi makanan, atau bekerja sama membersihkan lingkungan pasca-genangan surut. Kebersamaan inilah yang menjadi kekuatan utama komunitas dalam menghadapi kesulitan.
Lembaga kemasyarakatan seperti RT, RW, PKK, dan Karang Taruna sangat aktif. Posyandu yang dikelola oleh kader-kader PKK menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak, termasuk dalam program vital seperti pencegahan stunting dan imunisasi. Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan mushala juga memainkan peran penting sebagai ruang interaksi dan pembinaan moral masyarakat.
Pembangunan dan Penataan Lingkungan
Dengan kondisi geografis dan kepadatan yang ada, arah pembangunan di Noyontaansari sangat fokus pada pembenahan fisik lingkungan. Selain isu penanganan banjir, program lain yang menjadi prioritas adalah perbaikan jalan lingkungan (pavingisasi gang-gang sempit), peningkatan kualitas sanitasi melalui program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat), dan pengelolaan sampah.
Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) juga pernah menyentuh beberapa area di Noyontaansari, bertujuan untuk meningkatkan kualitas permukiman melalui pendekatan partisipatif dari masyarakat. Melalui program ini, warga diajak untuk terlibat langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di lingkungan mereka sendiri, mulai dari perbaikan drainase hingga pembuatan ruang terbuka hijau terbatas.
Masa depan Kelurahan Noyontaansari sangat bergantung pada keberhasilan proyek-proyek pengendalian banjir skala besar di Sungai Loji dan efektivitas program-program penataan lingkungan di tingkat komunitas. Dengan semangat warganya yang tidak pernah surut, kelurahan di tepi sungai ini terus berbenah, membuktikan bahwa keterbatasan ruang dan tantangan alam dapat dihadapi dengan kekuatan kebersamaan dan kerja keras.